Wednesday, November 27, 2019

MILENIAL INDONESIA

Generasi millennials atau sering juga disebut dengan generasi Y, yang bisa dibilang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya sehingga lingkup pekerjaan maupun di rumah, mereka tidak mudah dipahami dan sering kali diberi cap kurang baik.

Menurut Times Magazine, yang tergabung dalam generasi millennials adalah orang-orang yang lahir pada 1980-2000.

Generasi millennials disebut juga dengan generasi langgas karena generasi ini bebas memilih sekolah dan jurusan, memilih pekerjaan, bahkan sangat bebas untuk memilih usaha yang akan dijalankan.

Sebutan generasi langgas kali pertama diperkenalkan di media massa pada saat Sumpah Pemuda tahun 2015.

Tahun 2015, jumlah millennials di Indonesia adalah 84 juta orang menurut Bappenas, sementara jumlah penduduk mencapai 225 juta, yang berarti 33% dari penduduk Indonesia adalah millennials.

Pada 2020 hingga 2030, menurut perkiraan, Indonesia akan mencapai puncak populasi usia produktif, yaitu 70% dari total penduduk.

Jepang mengalami bonus demografi pada 1950-an dan berkat sumber daya manusia yang berkualitas, pada tahun 1970-an, Jepang menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ke-3 di dunia.

Saat ini Indonesia mengalami bonus demografi yang sama dengan Jepang tahun 1950-an dan kalau kualitas sumber daya manusia kita bagus, ekonomi Indonesia akan bagus pula.

Pengaruh terbesar bagi millennials Indonesia tentunya disebabkan oleh hadirnya internet.

Pada tahun 1998, kali pertama Indonesia memiliki portal berita online yang digarap secara serius, yaitu detikcom, tahun 1999, Kaskus lahir sebagai forum komunikasi mahasiswa Indonesia di luar negeri yang akhirnya dibawa pulang ke Indonesia tahun 2008, Friendster mulai berkembang pada tahun 2002 dan Facebook mulai merajai tahun 2006.

Perkembangan di dunia digital ini yang mempengaruhi millennials Indonesia secara signifikan dengan keran informasi dari luar negeri terbuka dengan lancar dan bahkan mendapatkan teman dari belahan dunia manapun.

Kemudahan ini semakin diperkuat dengan hadirnya ponsel pintar, dimulai dengan masuknya Blackberry ke Indonesia sekitar tahun 2007.

Di Indonesia, perkembangan internet dimulai lebih lambat dibandingkan dengan di negara maju yang membuat perbedaan yang mendasar dalam karakter generasi millennials.

Saat seorang millennials awal, yang lahir pada tahun 1980-an, ada di bangku kuliah, akses internet didapatkan melalui warnet, sementara millennils yang lahir pada tahun 1990-an, sudah menikmati mudahnya mencari bahan kuliah melalui ponsel pintar.

Pada tahun 2000-an awal, untuk mencari informasi kita harus membuka buku atau bertanya kepada teman, sedangkan sejak era ponsel pintar, kita tidak perlu lagi menyimpan informasi, semuanya bisa didapatkan melalui internet.

Menurut Billy Boen, yang paling membedakan antara millennials dengan generasi X adalah millennials ingin sesuatu yang lebih cepat.

Di generasi serba cepat ini, banyak anak muda yang melahirkan ide kreatif dan usaha yang bermanfaat.

Contohnya Gojek, pada Januari 2015, aplikasi ini sudah diunduh oleh lebih dari 10.000 orang dan memiliki 1.000 pengemudi, maka kita perlu tukang ojek yang cepat kita dapatkan dan kita pesan makanan melalui Go-Food datangnya bisa cepat.

Sehingga sekarang ini kita berada di era yang mengejar kecepatan, bukan kesempurnaan, ingin efisiensi dan tidak membuang-buang waktu, tidak seperti generasi sebelumnya.

Generasi digital ini sangat pragmatis, tetapi bukan berarti generasi langgas hanya ikut pilihan massal dan populer karena generasi ini punya kebebasan dalam memilih.

Buat millennials, selain manfaat gaji dan waktu kerja yang fleksibel, pengembangan diri sangat penting maka saat presentasi, waktu yang paling berharga adalah sesi tanya-jawab.

Generasi langgas juga perlu kemampuan untuk memilih informasi mana yang harus dikonsumsi dan bagaimana cara membuat prioritas.

Zaman dulu, perempuan sangat diharapkan menjadi wirausaha karena mereka pada dasarnya multi-tasking, namun pada saat masuk ke generasi millennials, tampaknya baik perempuan dan laki-laki sama-sama multi-tasking.

Generasi millennials terbentuk sangat percaya dengan suara teman-temannya karena bisa bertanya ke beberapa teman dari lingkaran mereka di media sosial.

Millennials akan loyal dengan tempat kerja saat menemukan sesuatu yang benar-benar tepat dan akan tetap berada di tempat itu.

Ini memang era yang penuh kesempatan dan kita harus membuat pilihan yang tepat sehingga berbuah hasil karena seiring perkembangan teknologi dan media sosial, terbuka ruang bagi kita untuk berkembang ke arah yang lebih baik.

Generasi langgas adalah generasi yang kreatif, begitu banyak hal berbeda dan baru dibuat maka teruslah menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.

No comments:

Post a Comment