1. RRC bukan lagi negara penerima donor,tetapi sudah menjadi negara pendonor. Sepanjang periode 2000-2014, RRC menggelontorkan donor senilai 354,3 miliar dolar, itu sedikit di bawah AS pada periode yang sama, yaitu 394,6 miliar dolar.
2. Sejak jaman Deng Xiapping, diplomasi RRC fokus di bidang ekonomi, tetapi sejak naiknya Xi Jinping, fokus itu terlihat sedikit bergeser ke arah politik (dalam dan luar negeri), militer dan kebudayaan.
3. Per 2019 ini, fokus diplomasi RRC zahirnya masih fokus di bidang ekonomi, khususnya dengan proyek “Belt and Road Initiative” dan pembentukan AIIB.
4. Alasan-alasan utama mengapa RRC fokus mengedepankan ekonomi sebagai diplomasi internasionalnya lewat proyek “Belt and Road Initiative”:
- Pemerintah RRC merasa program pembangunan ekonominya sukses dan mau mengembangkannya lebih lanjut
- Proyek ini adalah sarana untuk mengolah cadangan devisanya yang luar biasa besar sekitar 3 triliun dolar
- RRC kecewa dengan sikap AS di level makro dan mikro
- Untuk membuat koridor ekonomi baru yang menjamin ketahanan industri, terutama di Asia Timur, Asia Tenggara, Asia Selatan dan Timur Tengah
5. Per 2017, sudah 65 negara yang setuju ikut proyek “BRI” ini.
6. Beberapa ahli menilai arah kebijakan-kebijakan baru Xi Jinping sebagai:
- Usaha untuk melindungi kepentingan nasional RRC di luar negeri
- Menguatkan diplomasi “soft power” untuk melicinkan agenda-agenda lain (yang paling terlihat sekarang mungkin di film-film baru hollywood)
8. Banyaknya negara yang mau bekerja sama saat ini diikuti makin agresifnya pergerakan militer RRC di lautan internasional
Komentar:
Dengan mulusnya kemajuan RRC di banyak bidang, negara adidaya saat ini, AS, jelas tidak senang. Yang tidak senang, terutama pebisnis dan politisinya. Mereia tidak mau kehilangan panggung. Mereka membalasnya dengan cara halus dan kasar. Malah seringkali negara lain kena getahnya, contohnya negara Indonesia tercinta ini. Mereka mainnya terutama lewat agen lokal. Misi mereka menjegal kemajuan para pebisnis RRC, terutama di sektor vital (sosial, budaya, ekonomi, politik, industri, agama, media)
Saran-saran:
- Kalau mau Indonesia tetap stabil, jegal agen-agen RRC dan AS yang ribut di sini. Mereka yang ribut, imbasnya ke rakyat kecil di sini
- Manfaatkan media sosial semaksimal mungkin untuk blow-up kegiatan agen-agen asing itu
- Mulai sadar kalau konflik ekonomi sekarang, apalagi yang besar pemainnya itu “lintas alam”
No comments:
Post a Comment