Jenis tokonya pun beragam mulai dari toko kebutuhan sehari-hari, asesori, sampai toko besi. China town, sebuah sebutan untuk daerah perkotaan yang banyak dihuni oleh kaum Cina, bisa ditemukan di Singapura, Malaysia, Australia, New Zealand, Amerika Serikat, dll.
Ciri khas kehidupan orang Tionghoa menggantungkan hidup dari toko didasari oleh tiga faktor:
- Untuk memenuhi tuntutan hidup, mereka mengandalkan apa pun yang mereka miliki seperti keterampilan meracik obat, membuat makanan, dan kemudian menjualnya
- Bagi mereka, bisnis adalah pekerjaan yang menjanjikan untuk maju. Membuka toko berpeluang untuk memperoleh penghasilan besar, tak terbatas. Kalau laris, tokonya siap “panen uang”.
- Mereka memandang berbisnis dengan membuka toko merupakan pekerjaan bergengsi. Bahkan, tampaknya menjadi standar hidup komunitas Tionghoa. Sewaktu para sanak famili orang Tionghoa berkumpul di acara besar seperti pernikahan, kematian, dan tahun baru China, obrolan mereka pun nantinya akan mengarah ke bisnis.
Pekerjaan toko sudah mengakar dalam hidup orang Tionghoa dan dapat diwariskan dari generasi ke generasi. Mereka sudah terbiasa dibesarkan dalam lingkungan toko. Bermain atau bahkan disuapi makan oleh orang tuanya sambil melayani pembeli. Tak heran jika sejak jauh-jauh hari, para orang tua menasihati anaknya untuk melanjutkan bisnis atau tokonya.
Alasan lain orang Tionghoa membuka toko karena mereka suka mandiri, tidak mau tergantung pada orang lain. Dengan membuka toko, mereka bisa menjadi bosnya sendiri, bisa mengatur sendiri, tidak ada atasan yang memerintah atau mengawasi mereka. Semua keputusan bisa diambil sendiri tanpa harus tergantung pada orang lain.
Dalam bekerja, orang Tionghoa punya semangat untuk mendapatkan hasil atau prestasi yang maksimum. Dengan membuka toko, semangat untuk tumbuh dan berkembang, tidak stagnan dapat tersalurkan.
Bagi mereka, bekerja sebagai karyawan atau “kerja ikut orang” bukanlah pilihan terbaik karena sulit berkembang dengan cepat, cenderung stagnan, dan gajinya sudah dijatah.
Meski demikian mereka berpandangan karyawan adalah pekerjaan sementara, bukan selamanya. Ini sekadar untuk mengumpulkan modal lebih dulu sebelum menjadi pebisnis sejati. Tidak jarang, tabungan dari mereka yang menjadi karyawan digunakan untuk memodali istrinya membuka butik fesyen di Mangga Dua.
Bisnis sambilan pun mereka garap serius seperti salon kecantikan, toko fesyen, toko asesori mobil, café, bengkel, dan sebagainya.
Hampir semua orang Tionghoa memiliki cita-cita untuk berbisnis dan bisnis yang popular adalah membuka toko.
No comments:
Post a Comment