1. Dari Sudut Budaya dan Sifatnya.
Pada Umumnya orang Cina cenderung mematuhi penguasa tanpa melihat dasar-dasarnya dan gagal dalam menunjukkan individualitas maupun dalam memikirkan tanggung jawab secara pribadi.
Akibat negatif yang bersambung dari generasi ke generasi, maupun dari pemimpin kepada bawahan, yang biasanya akan menjalankan kekuasaan secara mutlak terhadap siapa pun yang ada di bawahnya.
Orang Cina akan berusaha untuk memberi kesan sebaik mungkin dengan bersikap ramah.
Pengusaha keturunan Cina sebelum mengadakan hubungan dagang, mereka ingin saling mengenal tidak tergesa-gesa untuk memulai pembicaraan.
Bagi seorang pendatang baru yang ingin mengadakan hubungan dagang dengan orang Cina, referensi sangat diperlukan dan lebih efektif jika mendapatnya dari pimpinan pengusaha.
Orang Cina pada umumnya tidak biasa dan tidak suka mengadakan ikatan perjanjian yang panjang dan rumit karena dasar pijakan mereka adalah pada persahabatan, kemauan dan kepercayaan yang baik.
Karena pengusaha keturunan Cina pada umumnya dibesarkan dengan rasa takut pada orang asing maka hubungan pribadi harus dibina lebih dahulu daripada hubungan dagang.
2. Etiket.
Orang Cina percaya bahwa sopan santun merupakan etiket terbaik dan formalitas selalu diperlukan.
Kebiasaan orang Cina dalam mengeluarkan segala macam perbedaan pendapat pada saat sebelum pertemuan atau ada kalanya dilakukan setelahnya sehingga memungkinkan dihindarinya keributan-keributan secara frontal.
Jika pertemuan melibatkan berbagai kelompok pengusaha, pada umumnya hanya ketua kelompok atau mereka yang dituakan saja yang berbicara.
Persahabatan tidak dapat dilakukan dengan segera karena hubungan ini dikembangkan atas dasar pribadi sehingga semakin erat hubungan pribadi, semakin besar kemungkinan segala jenis perbedaan dapat diselesaikan.
3. Kelebihan dan Kekurangan Orang Cina.
Orang Cina selalu mengingat setiap bantuan yang pernah diberikan atau yang diterima sehingga dasar pendekatan mereka adalah utang budi.
Ada kata Cina, Keqi, yang berarti ramah, sopan, rendah hati dan penuh pertimbangan serta moral karena orang Cina peka terhadap tanda-tanda kesombongan dan kecongkakan.
Orang Cina tidak suka dikalahkan, memiliki sifat kerja keras dan pantang menyerah walaupun mengahadapi banyak gejolak dan kegagalan.
Kesetiaan mereka pada keluarga dan teman begitu tinggi sehingga pengusaha keturunan Cina suka membantu sesama anggota keluarga atau teman dan banyak mengangkat derajat yang lemah maupun yang kecil ke jenjang yang lebih baik.
Jarang sekali orang Cina berterus terang dalam berhubungan dengan orang lain karena mereka senantiasa berusaha melindungi muka sendiri maupun muka orang lain.
Menjadi kebiasaan mereka untuk menolak pemberian undangan, tawaran sampai dua atau tiga kali sebenarnya hanyalah basa-basi.
Orang Cina telah terbiasa untuk tidak mempedulikan orang luar, yaitu setiap orang yang bukan anggota keluarganya, kelompok kerjanya atau teman-temannya.
Jika sendirian, mereka akan menjadi begitu hebat, namun jika bergabung dengan para pengusaha lainnya yang berstatus sama, sering terjadi perselisihan dan pertengkaran sehingga selanjutnya terpecah.
Orang Cina tidak pernah belajar untuk melimpahkan sesuatu, baik kekuasaan ataupun tanggung jawab.
4. Keturunan Cina Perantauan di Asia.
Jika dilihat dari perkembangan ekonomi khususnya pada negara industri baru di Asia atau lebih dikenal dengan Macan Asia seperti Taiwan, Hong Kong dan Singapura, mayoritas perdagangan maupun industri dikuasai para pengusaha keturunan Cina perantauan.
Kita bisa melihat pada konteks yang lebih luas lagi partisipasi para Cina perantauan di beberapa negara berkembang di Asia seperti Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam dan di tanah air kita sendiri.
Mereka banyak di antaranya menjadi pengusaha mulai dari konglomerat, pengusaha besar, menengah, kecil dan juga informal dan ini merupakan sesuatu kekuatan jaringan pasar khususnya dalam perdagangan internasional.
Kekuatan jaringan pemasaran ini selayaknya kita manfaatkan dalam pengembangan ekspor nonmigas ke berbagai manca negara dengan memanfaatkan mereka yang berada di tanah air.
5. Memanfaatkan Partisipasi dan Keberhasilan Pengusaha Keturunan Cina dalam Konteks Ekonomi Nasional.
Warga negara Indonesia keturunan Cina di Indonesia menyebar di seluruh pelosok nusantara, baik di tingkat ibukota, propinsi, kabupaten bahkan sampai di desa dengan meliputi berbagai lapisan.
Pemerintah telah memberikan rasa aman bagi mereka untuk berusaha dengan stabilitas nasional yang mantap sehingga memberikan kesempatan yang merata bagi para pengusaha keturunan Cina untuk berusaha dan berkonsentrasi penuh.
Seorang pengusaha keturunan Cina, baik secara etika maupun non-etika lebih banyak ditentukan oleh keadaan pribadi dan usaha daripada oleh faktor kebudayaan.
Pengusaha Cina lebih menekankan pada kepercayaan yang dalam terhadap integritas yang terdapat dalam diri seseorang dan pada hubungan pribadi walaupun proses ini akan memakan waktu yang lama.
Bagi pengusaha keturunan Cina yang terpenting adalah masa depan, tempat berusaha yang aman dan tenang.
Memanfaatkan jaringan mereka yang berada di negara Asia lainnya maupun yang berada di benua lain merupakan suatu kekuatan pasar yang dapat diandalkan.
No comments:
Post a Comment