Wednesday, November 27, 2019

RINGKASAN BUKU RAHASIA SUKSES TOKO TIONGHOA (3) - MENGAPA MEMBUKA TOKO MENGUNTUNGKAN?

Membuka toko membuka lebar-lebar kesempatan untuk menjadi kaya. Pasalnya, penerimaan toko tidak terbatas dan semua jerih payah dari toko bisa dinikmati sendiri. Kalau toko sepi pun keuntungan masih cukup lebih dari sekadar untuk biaya hidup sehari-hari (kadang sebaliknya).

Keuntungan pertama dari sisi nilai uang. Nilai uang yang kita pegang tetap. Namun, kalau uang kita belikan barang dagangan, nilainya langsung bertambah. Katakanlah uang Rp5.000.000,00 kita belikan deterjen, sampo, sabun, minuman, rokok, makanan kecil, susu kaleng, dan sejenisnya lalu kita taruh di toko mini. Kalau kita ambil keuntungan 20% saja, nilai barang tadi sudah menjadi Rp6.000.000,00. Kalau belum genap satu bulan, semua barang tadi terjual habis maka uang kita sudah bertambah Rp1.000.000,00 per bulan atau 20% per bulan.

Contoh lain, uang Rp5.000.000,00 kita gunakan sebagai modal peralatan dan bahan masakan sebuah restoran. Kalau bahan makanan sebesar Rp5.000,00 bisa diolah menjadi makanan, misalnya nasi goreng dan laku Rp15.000,00 per porsi maka uang kita bertambah 200%.

Membuka toko memberikan keuntungan yang segera. Bandingkan dengan bunga bank yang saat buku ini ditulis berkisar 3% per tahun atau 0,25% per bulan. Sedangkan uang yang ditanam di toko bisa beranak pinak jauh lebih besar dan cepat dari bunga bank.

Keuntungan kedua, dengan membuka toko membebaskan kita dari dampak buruk inflasi atau kenaikan harga barang. Begitu harga barang naik, harga barang kita juga ikut naik.

Dengan memegang barang dagangan, nilai uang kita terselamatkan. Contohnya, toko emas yang tampak sepi bisa bertambah asetnya gara-gara kenaikan harga emas. Misalnya toko emas memiliki emas 5 kg. Pada akhir tahun 2004 harga 1 gram emas 24 karat Rp117.000,00. Pada tahun 2009 harga emas mencapai Rp364.000,00. Andai toko emas tadi tidak laku selama 5 tahun pun, nilai emasnya ikut naik 3 kali lebih.

Dengan bertoko, kita bisa mendapat uang lebih dulu dari pembeli. Bagaikan pinjaman tanpa bunga. Kalau toko kita memesan barang dagangan dari pemasok, membayarnya seringkali tidak cash tetapi kredit. Kalau kita bisa menjual barang dengan cepat, maka kita sudah memperoleh uang dari pembeli sebelum jatuh tempo. Di masa inilah kita bisa memanfaatkan uang tadi untuk membeli barang dagangan lain yang laku keras.

Membuka toko juga membuka peluang menjadi pebisnis papan atas. Bentuk-bentuk ritel baru seperti franchise atau waralaba bisa berkembang pesat dengan membuka cabang-cabang baru dengan keuntungan yang lebih besar. Uniknya lagi, pengelola toko tidak lagi sekadar menjual produk tetapi konsep bisnisnya. Misalnya di sebuah toko sepatu, semula pemilik toko menjual sepatu di tokonya, sekarang dia menjual “toko sepatunya”. Artinya, siapa yang tertarik membuka toko sepatu, dia akan uruskan dari segi pengelolaan, pengadaan barang, desain toko, dan semuanya.

Dilihat dari segi industri, toko atau ritel (sekarang trennya yang laku yang online) termasuk kategori industri yang selalu tumbuh. Kehadirannya selalu dibutuhkan oleh masyarakat, baik masyarakat kelas bawah maupun kelas sosial teratas sekalipun. Maklum, saat orang membutuhkan barang akan “lari” ke toko, bukan ke pabrik yang jauh dari rumahnya.

Bahkan di beberapa negara, ritel menjadi tumpuan ekonominya. Seperti Singapura yang menjadi surga belanja bagi pelancong-pelancong manca negara. Belum lagi ditambah wajah ritel-ritel terbaru berupa ritel maya atau online store seperti Amazon.com mampu mencuat sebagai toko kelas dunia.

Toko adalah “mesin uang” yang mampu mendatangkan keuntungan besar bagi pemiliknya.

No comments:

Post a Comment