1. Di awal masa tugasnya, Xi Jinping mencanangkan model politik luar negeri gaya baru, terutama dengan Amerika Serikat. Dasar-dasar dari strategi ini adalah:
- Pengertian timbal balik disertai dengan kepercayaan strategis
- Menghormati kepentingan utama masing-masing pihak
- Kerja sama yang menguntungkan masing-masing pihak
- Memperluas kerja sama dan koordinasi dalam masalah-masalah internasional
2. Menteri Luar Negeri RRC, Wang Yi, memperjelas model hubungan internasional sang presiden, sebagai berikut:
- Model kerja sama internasional yang bersifat win-win solution adalah wasilah menuju masa depan yang cerah
- Ini mensyaratkan adanya sikap tenggang rasa, saling menghormati dan transparansi antarnegara dari terciptanya koeksistensi yang damai
- Ini juga mendorong masing-masing negara model untuk membangun dengan gaya masing-masing dan harus dihormati semua pihak
- Model hubungan internasional baru ini dibuat untuk mengganti model hubungan internasional lama yang berorientasi konfrontasi menjadi berorientasi kerja sama (terutama ekonomi) dan dialog
3. Perubahan model politik luar negeri RRC ini didorong oleh kesuksesan mereka di bidang ekonomi dan politik selama 40 tahun terakhir
4. GDP (Gross Domestik Product) RRC pada tahun 2015 bernilai 11,2 triliun dolar dan diperkirakan pada tahun 2024 akan menyamai GDP Amerika Serikat jika trennya selalu positif. AS jelas gusar dengan hal ini.
5. Pada tahun 2017, Xi Jinping menyerukan ke dunia internasional untuk menolak ide proteksionisme dan isolasionisme yang merupakan ide presiden AS Donald Trump, mendukung perjanjian Paris dan juga menyatakan bahwa RRC siap memimpin dunia internasional yang lebih adil dan terbuka
Komentar:
- Kita fokus pada pernyataan “RRC siap memimpin dunia internasional”. Jika Xi Jinping dan pengikutnya serius menghadapi filosofi “Zhong Guo” sebagai fondasi pemikiran politik mereka, hal ini bisa jadi masalah ke depannya. Filosofi “Zhong Guo” itu menekankan Cina sebagai pusat dari dunia (jadinya otomatis memimpin), selainnya ya harus tunduk walaupun tinduk tidak selalu berarti dikuasai.
- Kalimat “siap memimpin” itu juga menjadi sinyal halus untuk negara-negara lain supaya mau ikut arahan “sang kaisar” yang … yah, tidak boleh ditolak.
- Pembaca sekalian sudah tahu kan proyek-proyek besar di sini yang dimodali RRC, yang untung besar siapa?
- Modalnya dari sana, tenaga ahlinya dari sana, pekerja kasarnya dari sana, bahkan alat-alatnya dari sana. Jadi, uangnya berputar di mereka saja.
Saran:
- Tempatkan orang-orang bermental dan berorientasi Indonesia banget di pos-pos vital yang terkait investasi RRC di sini
- Berani berkata dan bereaksi “tidak” jika ada proyek yang merugikan
- Jadi rakyat jangan goblok, jangan polos dan jangan masa bodoh
- Mau belajar dari pengalaman negara lain
- Semangat memutar uang di dalam negeri
Datanya diambil dari makalah Prof. Dr. Bambang Cipto, M.A.
No comments:
Post a Comment